Home » Kongkow » kongkow » Fenomena Salju di Arab Saudi Tanda Kiamat Semakin Mendekat?

Fenomena Salju di Arab Saudi Tanda Kiamat Semakin Mendekat?

- Rabu, 15 Januari 2020 | 06:03 WIB
Fenomena Salju di Arab Saudi Tanda Kiamat Semakin Mendekat?

Pada Januari 2018 dilaporkan Arab Saudi kembali mengalami fenomena salju. Tepatnya pada wilayah di sekitar Kota Haql, Arab Saudi mengalami fenomena unik turunnya hujan yang disertai salju di Gunung Al-Lawz.

Penduduk lokal bahkan berkumpul setiap tahunnya untuk melihat fenomena ini. Mereka datang ke Gunung Al-Lawz untuk menyambut turunya salju dan menganggap saat itu sebagai momen paling indah.

Dalam buku ‘Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah’, para ilmuwan menemukan bahwa Arab mengalami tujuh 'periode hujan' selama 30 ribu tahun terakhir, dengan delapan periode kekeringan berada di antaranya. Saat ini adalah 'periode hujan' kedelapan.

Kajian mengenai iklim mengacu pada fakta bahwa Arab akan memasuki 'periode hujan' baru. Pada awal mulanya akan ditandai dengan munculnya es salju di bagian utara Bumi ke arah selatan, yang disertai dengan penurunan suhu yang luar biasa selama musim dingin.

Selama musim hujan, Arab ditutupi dengan padang rumput hijau dan mengalir sungai-sungai, daerah cekungan berubah menjadi danau. Demikian juga dengan tanah di sana, yang semula gersang menjadi banyak kehidupan dan makhluk.

Fakta-fakta ditemukan dalam beberapa dekade terakhir, sedangkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengungkap hal ini sejak sekira 1.400 tahun yang lalu, “Tidak akan tiba hari Kiamat hingga tanah Arab kembali hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai".

Peneliti menemukan fakta-fakta ilmiah dalam beberapa dekade terakhir pada abad ke-20. Peneliti menemukan bahwa dahulu Arab memiliki padang rumput dan sungai. Berdasarkan penelitian mengenai iklim, kemudian Arab akan memiliki sungai dan padang rumput sekali lagi.

Buku ‘Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah’ menjelaskan, Bumi melewati sejarah panjang perubahan siklus iklim yang bisa terjadi secara bertahap maupun tiba-tiba. Sebagai contoh, lebih dari satu setengah abad lalu, para ilmuwan menyadari bahwa Bumi melewati periode glasial yang menutupi tanah, mulai dari salah satu kutub atau keduanya menuju khatulistiwa.

Ilmuwan mengembangkan beberapa teori untuk menjelaskan bagaimana Bumi mengalami siklus glasial. Teori ini didasarkan pada hipotesis bahwa radiasi matahari menurun secara periodik karena perubahan bentuk orbit Bumi mengelilingi matahari dan variasi di tingkat kemiringan sumbunya.

Selama periode glasial yang terjadi di darat, wilayah yang terletak di dekat lintang yang lebih tinggi berubah menjadi gurun es yang tandus di mana tanaman mati dan hewan melarikan diri. Sementara itu, daerah yang terletak di sabuk gurun, yakni dari Mauritania di barat hingga Asia Tengah di timur, berubah menjadi daerah dengan curah hujan tinggi.

Selama siklus hujan ini, semua lembah kering yang tersebar di padang pasir, terbentuk. Dahulu, mereka adalah sungai-sungai yang mengalir. Kemudian, menjadi kering dengan penurunan kuantitas air. Lembah kering tersebut tidak akan pernah bisa ​​​​​​terbentuk oleh apa pun, kecuali air yang mengalir.

Cari Artikel Lainnya