Home » Kongkow » Musik » 5 Hit Besar Potret Karya Melly Goeslaw Sebelum Lagu Nana Nana

5 Hit Besar Potret Karya Melly Goeslaw Sebelum Lagu Nana Nana

- Kamis, 14 November 2019 | 07:00 WIB
5 Hit Besar Potret Karya Melly Goeslaw Sebelum Lagu Nana Nana

Potret salah satu grup musik fenomena di dekade 1990-an. Merilis album bersama label Aquarius Musikindo, Potret kala itu diperkuat Melly Goeslaw (vokal), Anto Hoed (bas), dan Ari Ayunir (drum).

Setelah album Potret II (1997), Ari Ayunir mundur. Kini selain Melly Goeslaw dan Anto Hoed, Potret diperkuat Aksan Sjuman (drum), Nikita Dompas (gitar), dan Merry Kasiman (kibor atau piano).

Bulan ini, Potret merilis album baru dengan single perdana “Nana Nana.” Showbiz Liputan6.com mengajak Anda kilas balik mengingat sejumlah hit besar yang dilahirkan Potret.

 


Salah (Potret II, 1997)

[Bintang] Potret

Melly Goeslaw tampil di Kampung GaSS 2 bersama band Potret (Deki Prayoga/Bintang.com)

Di era 1990-an, mayoritas lagu Indonesia menempatkan perempuan sebagai korban percintaan. Temanya kalau tak patah hati, ya jatuh cinta sampai berbunga-bunga.

“Salah” hadir dengan premis, bagaimana jika perempuan menjadi pelaku perselingkuhan karena diselingkuhi. “Salah” sebenarnya kisah cinta tragis. Cewek dipacari cowok yang doyan selingkuh.

Ia membalas dengan cara serupa. Melly Goeslaw menyanyi tanpa beban, bahkan riang. “Kucinta kamu bukan berarti kutak mendua. Sayang kau nilai aku salah,” ujar Melly mendefinisikan cinta dari sisi gelap dan getir.

 


Mak Comblang (Potret II, 1997)

[Bintang] Potret

Penampilan Melly Goeslaw di atas panggung bersama band Potret (Deki Prayoga/Bintang.com)

Jauh sebelum istilah teman makan teman meledak, Melly dengan visioner meramal fenomena ini akan terjadi. Belum ada medsos dan ponsel pintar, komunikasi di era itu memakai surat.

Melly diminta sahabat mengirim surat ke pacarnya. Di luar dugaan, pacar sang sahabat sangat menarik. “Kupikir-pikir daripada buat temanku, mendingan aku yang ambil kesempatan ini,” kata Melly dengan centil.

Kurang ajar sekali, bukan? Apa Melly layak disalahkan? Tidak juga. Sahabat yang terlalu percaya teman patut disayangkan. Belum lagi jika pacar sahabat ternyata doyan juga.

 


Bunda (Potret II, 1997)

Potret <a href=Melly Goeslaw di Jakarta Fashion Week 2020" src="https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/uYWA5EUyD8dx5DAVZWw9bNfHMys=/375x208/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2951408/original/052084900_1572238392-71529910_157267728821108_7387142011478717498_n.jpg" style="height:208px; width:375px" />

Potret Melly Goeslaw di Jakarta Fashion Week 2020 (sumber: instagram/melly_goeslaw)

Setelah “Salah” dan “Mak Comblang” memotret sisi gelap perempuan, Melly Goeslaw menulis tembang paling indah dalam sejarah. Minus bas dan gitar, “Bunda” berbalut iringan piano mengajak pendengar merenung soal cinta tak bersyarat dari seorang ibu.

“Bunda” sinonim kata indah, merdu, dan lembut di saat bersamaan. Dinyanyikan dengan khusuk oleh Melly, “Bunda” mengingatkan kita pada pencapaian tertinggi wanita. “Oh Bunda, ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku,” ungkap Melly dengan tulus. Pernah, kami mendengar lagu ini dalam perjalanan mudik. Air mata pun menetes.

 


Bagaikan Langit (Cafe, 1998)

[Bintang] Potret

Melly Goeslaw (vokalis), Anto Hoed (basis), Aksan Sjuman (drummer), dan Nikita Dompas (gitaris) ikut meriahkan Kampung GaSS 2 bersama musisi asal Bandung lainnya. (Deki Prayoga/Bintang.com)

Ini lagu Potret paling enteng, mewakili perasaan perempuan pada umumnya saat kasmaran. Diaransemen dengan dominasi entakan drum, bas, dan gitar elektrik, Melly Goeslaw menceritakan indahnya jatuh cinta hingga melayang ke langit ketujuh.

Tak hanya unggul dari aspek intepretasi, videoklip “Bagaikan Langit” memperlihatkan polah Melly dalam berbagai kostum. Disunting seiring irama musik, videoklip “Bagaikan Langit” diganjar Penyunting Gambar Terbaik di ajang Video Musik Indonesia 1999.

 


Diam (Cafe, 1998)

“Diam” dari album Cafe 1998 adalah mahakarya yang menajamkan posisi Potret membela sekaligus mengkritisi posisi perempuan dalam hubungan dengan lawan jenis. “Diam” menceritakan perempuan korban kekerasan verbal dan fisik. Ia dimarahi, dijambak, diludahi, dan ditunjuk. Atas nama cinta, ia bertahan. Namun kesabarannya tiba di ambang batas, saat ia dipaksa berhubungan intim.“Oh, oh, oh sudah terlalu. Oh, oh, oh, tak kumaafkan, tak kumaafkan,” ratap Melly jelang refrain. Yang tersisa dari hubungan beracun ini, harga diri perempuan.

Lewat “Diam” Melly mengingatkan, cinta tak sampai menyakiti perempuan secara fisik maupun psikis. Jika itu terjadi dan perempuan bertahan, Melly menyebut kondisi ini dengan, “Sabarnya aku, oh oh oh, hinanya aku.” Dan saat perempuan dipaksa berhubungan intim (padahal belum resmi) oleh pacar atas nama cinta, Melly berteriak, “Kau paksaku berbuat, ku tak diam!” Videoklip “Diam” yang digarap Jose Poernomo dan Dimas Djayadiningrat memperlihatkan Melly depresi, merokok, sambil duduk di kloset. Berkonsep monokrom, videoklip ini meraih penghargaan Artis Dengan Intepretasi Terbaik di Video Musik Indonesia 1998.

Cari Artikel Lainnya