Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Guru Jadi Pemicu Siswa Bersikap Radikalisme dan Intoleransi. Benarkah ?

Guru Jadi Pemicu Siswa Bersikap Radikalisme dan Intoleransi. Benarkah ?

- Rabu, 23 Mei 2018 | 11:00 WIB
Guru Jadi Pemicu Siswa Bersikap Radikalisme dan Intoleransi. Benarkah ?

Fakta mengejutkan disampai Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Ternyata, sikap siswa yang terbuka terhadap praktik intoleransi mulai berkembang di kelas. Sikap itu didapat siswa dari guru yang membawa pandangan politik pribadinya ke dalam kelas.

Wasekjen FSGI Heru Purnomo Guru mengatakan; mengajar, sambil menjelaskan materi kemudian menyisipkan pilihan-pilihan politik bahkan sikap politik pribadinya terkait calon presiden atau komentar terkait aksi terorisme yang terjadi bahwa ini adalah pengalihan isu atau mendukung konsep negara khilafah, bahkan bersimpati terhadap ISIS.

Menurut Heru, fakta yang terjadi, guru membawa pandangan politik personalnya ke ruang kelas. Menyampaikan terang-terangan di depan siswa. Masuknya bibit radikalisme karena sekolah cenderung tidak memerhatikan dan mengawasi ketat kegiatan kesiswaan, apalagi terkait keagamaan. Ditambah intervensi alumni dan pemateri yang diambl dari luar sekolah tanpa screening oleh guru atau kepala sekolah.

Masuknya pemikiran yang membahayakan kebinnekaan ini bisa dari alumni melalui organisasi sekolah atau ekstrakurikuler, pemateri kegiatan kesiswaan yang bersifat rutin (sepeti mentoring dan kajian terbatas).

 

Cari Artikel Lainnya